Responsive Banner design

Pria Itu Melahirkan Anak Keduanya

Masih ingat Thomas Beatie? Dialah pria yang melahirkan bayi perempuan setahun lalu dan menarik perhatian dunia internasional. Kini ia kembali melahirkan anak, kali ini laki-laki.

Thomas dilahirkan sebagai perempuan dengan nama Tracy Lagondino, lalu pada masa dewasa ia mengubah diri menjadi laki-laki. Namun, ia mempertahankan organ reproduksinya, termasuk vagina dan rahimnya, karena suatu saat ingin punya anak. Ia kini tinggal bersama istrinya, Nancy (46), yang sudah punya dua anak dewasa dari perkawinan sebelumnya.

Sumber yang dekat dengan pasangan itu mengungkapkan, bayi laki-laki Thomas itu sehat. Namun, baik Thomas maupun Nancy belum memutuskan nama untuk bayinya. Sumber itu juga mengatakan, Nancy akan menyusui sendiri bayi itu seperti yang dilakukan pada anak pertama mereka, Susan Julliet.

Pasangan itu memilih langkah kontroversial setelah Nancy telah diangkat rahimnya (sehingga tak bisa melahirkan), tetapi masih ingin punya anak biologis. Hanya beberapa bulan melahirkan Susan pada Juni 2008, Thomas mengungkapkan kepada wartawan AS bahwa dia telah hamil lagi. Lalu, Selasa (9/6) pagi, tersiar kabar pria 35 tahun itu melahirkan anak laki-laki.

Pada sebuah wawancara tahun lalu, pria berewokan itu menggambarkan kehidupannya sebagai pasangan 'heteroseksual' sebagaimana pasangan suami-istri yang normal. “Kami terdiri atas seorang pria, perempuan, dan anak-anak. Memang ironis karena kami berbeda, tetapi kami ya benar-benar sebuah keluarga seperti lainnya,” kata Thomas waktu itu.

Thomas kala itu juga mengungkapkan keinginannya untuk hamil lagi sehingga untuk sementara ia tidak ingin disuntik lagi dengan hormon laki-laki.Thomas juga bercerita tahun lalu kepada pembawa acara top, Oprah Winfrey, bahwa upaya pertamanya sebenarnya menghasilkan kembar tiga, tetapi karena sesuatu hal harus digugurkan. “Meski di perut saya tumbuh kehidupan baru, saya tetaplah pria seperti ini,” kata Thomas ketika berita kehamilannya muncul Maret 2008.

Waktu itu banyak dokter, rekan-rekan, dan keluarganya menentang keinginannya untuk berkeluarga, apalagi hamil. Banyak juga yang tidak percaya kondisinya memungkinkan untuk hamil, tetapi dokter mengatakan sebaliknya, sangat mungkin.

“Seorang pria transjender (yaitu pria yang aslinya perempuan tapi telah ganti status jenis kelamin) bisa hamil karena dia masih punya organ yang sama dengan perempuan,” kata Dr Lisa Masterson, ahli kandungan di Cedars-Sinai Medical Centre di Beverly Hills AS.

Obesitas Akibat Salah Asupan, Kurang Aktivitas atau Bakat Turunan?

DEFINISI umum obesitas adalah kelebihan berat badan. Banyak orang menilai obesitas terjadi karena orang terlalu banyak mengkonsumsi makanan. Tapi, sebenarnya bukan hanya itu yang bisa menjadi pemicunya.

Dr. Haryati, ahli gizi Rumah Sakit Mediros Jakarta mengatakan, faktor makanan memang berperan penting terjadinya obesitas. Lebih lagi, seiring dengan perkembangan zaman, pola makan masyarakat juga ikut berubah. "Terutama masyarakat perkotaan yang cenderung terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji atau junkfood dengan alasan kesibukan," tandas Haryati.

Ada banyak orang kota yang dengan alasan sibuk menjatuhkan pilihan pada makanan junkfood sebagai asupannya hariannya Padahal, makanan itu sejatinya tidak sesuai dengan kebutuhan hidup manusia. Salah satunya adalah kandungan kalorinya yang tinggi.

Sebut saja mi instan. Dalam satu bungkusnya yang mungil itu, mi instan mengandung 500 kalori. Sementara, kebutuhan kalori kebanyakan orang 1.500 hingga 1.800 kalori per hari bagi perempuan aktif. Adapun seorang lakilaki aktif membutuhkan 2.000 hingga 2.500 kalori per hari.

Tak hanya itu. Makanan junkfood juga mengandung banyak lemak. Padahal, dalam setiap gram lemak juga terdapat kandungan kalori sebanyak 9 kali. Artinya, bila sekali makan mengandung 300 gram lemak, kalori yang masuk ke dalam tubuh adalah 2.700 kalori. "Itu banyak sekali dan bisa memicu obesitas," imbuh Genis Ginanjar Wahyu, dokter dari Klinik Aqma Purwakarta, Jawa Barat.

Selain makanan, kurangnya aktivitas juga ikut memicu obesitas. Berbagai kemajuan teknologi seperti kemunculan elevator, remote control membuat aktivitas orang makin terbatas. "Alat-alat tersebut juga membuat kita cenderung malas," kata Genis. Ketidak seimbangan antara aktivitas dengan pola asupan yang masuk dalam tubuh itulah yang memicu terjadinya kelebihan berat badan pada kebanyakan manusia modern.

Dalam banyak penelitian, ahli gizi di dunia menunjukkan faktor keturunan serta emosi juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya obesitas. Faktor genetik atau keturunan memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Sedangkan faktor emosi akan lebih berpengaruh pada pola makan pada seseorang.

Pada pasien wanita, saat merasa cemas, sedih, kecewa, atau tertekan, umumnya mengonsumi makanan kecil atau camilan yang mengandung banyak lemak. "Ngemil sedikit, tapi berlangsung secara kontinyu itulah yang menumpuk kalori," kata Genis. Jika tak ada aktivitas yang mengimbangi asupan itu, kalori itu akan menumpuk di badan dalam bentuk lemak.

Seimbang Pola Makan dan Aktivitas, Tubuh pun Enggan Melar

DALAM banyak penelitian, satu-satunya jurus ampuh agar badan tak melar adalah dengan mengatur pola makanan sehat dengan aktivitas seimbang. Memperbanyak gerak bisa mengurangi timbunan lemak. Inilah beberapa tips agar tubuh tak melar.

Pertama, perbanyak aktivitas fisik. Misalnya, jangan terlalu sering menggunakan elevator. Lebih baik gunakan tangga bila ingin ke lantai dua atau tiga. Pun ketika akan ke rumah kerabat atau rumah sahabat yang jaraknya hanya beberapa blok dari rumah. Anda bisa menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Begitu juga ketika harus mematikan atau menyalakan televisi. Remote control memang bisa memudahkan aktivitas ini, namun sedikit bergerak akan membantu membakar lemak loam tubuh.

Kedua, saat Anda memilih parlor kendaraan, jangan memaksa parlor di dekat pintu masuk tempat tujuan. Cobalah memarkimya beberapa meter dari tempat tWuan. Dengan cara ini, Anda dapat berjaan.

Ketiga, berolahraga secara rutin selama 30 menit per sesi, dengan frekuensi 3 kali seminggu. Olah raga rutin ini dapat membakar timbunan lemak yang bergelayut dalam tubuh.

Keempat, aturlah pola makan dengan seimbang. Makanlah scat mulai lapar, dan berhentilah makan sebelum kekenyangan. Hindari sikap berlebihan dalam mengkonsumsi makanan. Ingatlah, setiap kelebihan kalori disimpan dalam bentuk lemak yang berpotensi mertjadi sumber penyakit.

Namun, jika Anda tak bisa menahan diri, pilih saja buah-buahan. Hindari makan makanan siap saji atau junkfood karena makanan ini mengandung kaori dan tambahan lemak yang bejibun. Hentikan pula kebiasaan mengudap makanan ringan saat menonton tayangan televisi atau bioskop. Pada saat seperti itu, Anda akan kesulitan mengontrol jumlah kaori yang masuk dalam tubuh.

Yang juga penting, penggunaan obat-obatan pelangsing tubuh yang dijual secara bebas dan tanpa resep dokter tak selalu aman. Bahkan bisa saja menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

Cara Mengukur Berat Badan Ideal

ADA banyak cara untuk mendeteksi berat tubuh ideal. Namun, dunia kedokteran di Indonesia mempunyai rujukan sistem pengukuran berat badan ideal, yakni dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Cara menghitungnya juga mudah. IMT diukur dari berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Biar mudah, ambil contoh. Sebut saja namanya Malih. Dia memiliki berat badan 75 kilogram. Adapun tinggi badannya hanya 150 sentimeter atau 1,5 meter.

Apakah berat badan Malih sekarang ini sudah ideal? Yuk kita simak hitungan IMT berikut.

Begini perhitungannya: Berat badan Malih 75 kg dibagi dengan 2,25. Angka 2,25 adalah hasil kuadrat dari tinggi badan Malih 1,5 m. Hasilnya 33,33. "Dengan berat 75 kg, Malih berarti telah mengalami obesitas berat," kata Genis Ginanjar Wahyu, dokter Klinik Aqma Purwakarta, Jawa Barat.

Lho kok bisa? Dunia medis rupanya telah menetapkan batasan untuk menandakan kondisi tubuh seseorang. Bila hasil yang diperoleh menunjukkan Angka antara 18,5 hingga 23 berarti berat badan Anda normal atau ideal. Adapun bila hasil menunjukkan angka 23 hingga 25, Anda sudah kegemukan. Angka 25 hingga 27 termasuk obesitas ringan, 27 hingga 30 disebut obesitas sedang, sementara IMT Malih sudah di atas 30. Berarti dia obesitas berat.

Ada juga cara yang lain menentukan seseorang mengalami obesitas atau tidak, yaitu dengan mengukur lingkar pinggang. Lingkar pinggang ini jadi tolak ukur karena seseorang yang mengalami kegemukan pasti diikuti penimbunan lemak di sekitar pinggang. Normalnya, ukuran lingkar pinggang wanita tak boleh lebih dari 80 cm, sedangkan pria tak melebihi 90 cm.

Mengukur obesitas dengan lingkar pinggang juga berguna untuk mengetahui sindrom metabolik, yaitu kemungkinan seseorang mengalami kondisi tertentu. Antara lain, kadar gula dash tinggi, kadar trighserida darah tinggi, hipertensi, dan serangan jantung.

Timbunan Lemak, Sarang Penyakit

JANGAN bangga apabila tubuh Anda tambun. Percayalah, gendut bukan menjadi tanda kalau kita makmur. Bahkan jika mengalami obesitas atau kegemukan, Anda harus ekstrawaspada. Soalnya, kegemukan bisa memunculkan beragam penyakit.

Kabar teranyar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) bilang, kini obesitar malah sudah menjadi epidemik global di seluruh dunia.

Jumlah pemilik tubuh berukuran jumbo di banyak belahan negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Tak hanya di negaranegara maju, tapi juga di negara-negara berkembang yang tingkat kesejahteraan masyarakatn-ya belum tinggi, seperti Indonesia.

Dunia kedokteran mendefinisikan obesitas sebagai kelebihan berat badan disebabkan karena penimbunan lemak dalam tubuh. Dalam jangka waktu yang lama, penimbunan lemak bisa menjadi sarang penyakit.

Bahkan "Lemak yang berlebihan akan memudahkan seseorang terserang penyakit tiga hingga empat kali dibandingkan orang normal," ungkap Haryati, dokter dan ahli gizi dari Rumah Sakit Mediros, Jakarta.

Penyakit yang mengincar penderita obesitas adalah jantung lemah, hipertensi, diabetes melitus, penyempitan pembuluh darah, kolesterol, asma, hingga penyakit radang persendian atau osteoartritis.

Penyakit-penyakit tersebut timbul karena metabolisme tubuh yang tak berjalan normal. "Penumpukan Lemak mengganggu metabolisme tubuh," tambah Haryati. Lantaran organ tubuh tak berfungsi sebagaimana mestinya, banyak penyakit kemudian bersarang dalam tubuh.

Meski tubuh butuh lemak dalam jumlah tertentu, sejatinya lemak merupakan zat acing yang mestinya dibuang dari tubuh. Celakanya, lemak yang tak terbuang menjadi racun karena mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi inilah yang juga bisa menyebabkan penyakit kanker dan tumor. Ngeri, kan?

Menyebabkan kelainan jiwa
Bahkan, obesitas pada anak-anak dan remaja juga bisa memicu timbulnya kelainan sosial dan kejiwaan. Gems Ginanjar Wahyu, dokter dari Klinik Aqma Purwakarta, Jawa Barat bilang, kegemukan yang terjadi pada anak-anak dan remaja rentan menyebabkan anak menjadi minder dan asing dalam lingkungannya.

Anak-anak ini akan merasa kurang percaya diri dalam bergaul. Akibatnya, si anak akan menjadi terasing dan tak punya teman. Celakanya, jika proses berlanjut dan menjadikan anak menutup dirinya akan membahayakan kejiwaan mereka. Bila tidak segera mendapatkan perhatian, penderita obesitas seperti ini akan segera mengalami depresi.

Jika tingkat depresinya ringan masih bisa ditangani. "Namun, bila depresi itu sudah masuk ke tingkat lebih tinggi bisa memicu bunuh diri," kata Genis. Kecenderungan negatif itu didorong oleh tingkat kepercayaan dirinya yang kurang dan kesulitan dalam pergaulan.

Kendati demikian, kegemukan sejatinya masih bisa ditanggulangi. Caranya sebenarnya sederhana,yakni mengatur pola makan yang sehat, diet, serta meningkatkan aktivitas.

Meski sederhana, jangan coba-coba melakukan sendiri. Anda paling tidak harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Ini penting untuk menentukan diet dan aktivitas fisik yang sesuai dan aman bagi penderita obesitas.

"Diet yang terlalu ketat justru bisa menimbulkan kekurangan nutrisi," terang Genis. Mengusir lemak juga butuh kesabaran tinggi. "Tak mungkin berat badan bisa berkurang dalam waktu singkat," ajar Genis.

Bedanya Orgasme pada Pria dan Wanita?

T. Adakah perbedaan antara orgasme pria dan wanita, dan apa yang dimaksud dengan orgasme itu sendiri?

J. Orgasme adalah titik puncak kenikmatan dalam berhubungan seksual yang berkaitan dengan sisi psikologis dan syaraf manusia. Orgasme pada pria biasanya terjadi dalam waktu yang relatif lebih lama, baik dalam pencapaiannya maupun pengakhirannya, jika dibandingkan dengan orgasme wanita. Oleh karena itu, wanita cenderung mampu memiliki orgasme lebih dari satu kali dalam satu kegiatan seksual.
Powered by Blogger.

Blog Archive